banner 728x250

Genosida dan Kemiskinan di Balik Kejam dan Egoisnya Netanyahu ( Studi Letaratur Perang Israel )

Oleh : Iwan Sumiarsa,S.H.,M.H. ( Pembina LBH Keadilan Rakyat ).

mediakeadilanrakyat.com – Di tengah meningkatnya kejahatan kemanusiaan dan kemiskinan yang mengakibatkan tewasnya ribuan korban di Gaza, PM Israel Benjamin Netanyahu justru menyatakan “TAK ADA YANG BISA HENTIKAN KAMI!”.

Lihatlah betapa mengerikan dan sadisnya mereka. Kesombongan Israel ini merupakan wujud dari QS. Al-Isra Ayat 4 : “Dan Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu, Kamu pasti akan berbuat kerusakan di bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar.” Kemudian Rasulullah SAW juga bersabda : “Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang tegak memperjuangkan kebenaran, dan mereka tidak akan terpengaruh dengan orang-orang yang memusuhi dan memerangi mereka”. (H.R. Muslim). Ketika Rasulullah SAW. ditanya oleh sahabat tentang siapa mereka itu? maka beliau menjawab : “Di sekitar masjid Al-Aqsa”.

Maka dari itu kita harus teruskan kabar duka ini agar dunia tahu betapa bengisnya kebiadaban zionis Israel terhadap rakyat Palestina yang sudah lebih dari 70 tahun dijajah. Sejatinya, jika Netanyahu menyadari, Israel telah kalah telak secara moral dengan praktik genosida terang-terangan yang dipertontonkan rezim Zionisnya itu. Genosida bukan hanya semata-mata pembantaian atas manusia, tetapi juga penghancuran sistematis atas ilmu pengetahuan, sejarah dan kebudayaan, inilah yang terjadi di Gaza saat ini.

Gaza telah lama menjadi penjara terbuka terbesar dengan pengolahan limbah dan penyulingan air yang telah dihancurkan, akses listrik dan gas terbatas, kini akses pendidikan juga hancur karena Israel telah membombardir dan meluluhlantakkan area Universitas Al Azhar cabang Gaza. Dunia seolah tak berdaya atas penderitaan ini, hingga Craig Mokhiber selaku Direktur Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), mundur dari jabatannya karena menganggap organisasinya itu gagal menghentikan genosida di Gaza. Mokhiber dalam hal ini mengirimkan surat pengunduran atas dirinya yang terdiri dari empat halaman kepada Komisaris Tinggi HAM PBB di Jenewa Volker Turk. Surat pada tanggal 28 Oktober itu kemudian dipublikasikan pada Selasa (31/10/2023) hingga kini tersebar di media sosial.

Sebelumnya PBB juga telah dinilai gagal dalam mencegah genosida terhadap suku Tutsi di Rwanda; warga Muslim di Bosnia; kelompok Yazidi di Kurdistan Irak; dan Rohingya di Myanmar. Kini, PBB kembali dianggap gagal dalam mencegah genosida di Gaza dan semakin ramai untuk dunia membuka mata atas penderitaan berkepanjangan ini. Tak hanya di Indonesia, jutaan orang di dunia seperti Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Prancis, Swedia, Turki, dan Jerman terus menggelar aksi mengecam genosida yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina.

Kita adalah suara bagi rakyat Palestina maka harus tetap memperjuangkan ini karena Konstitusi negara kita juga secara tegas mengharuskan Penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Tidakkah atas semua ini menggugah hati nurani kita untuk berpikir dan memperjuangkan keadilan bagi mereka. Peristiwa ini bukan hanya tentang persoalan agama tetapi soal kekejaman Genosida zionis Israel pada rakyat Palestina serta Hamas yang di cap dunia sebagai Teroris, cukup menjadi manusia seutuhnya agar hatimu bisa berempati dan bersimpati untuk tahu penderitaan rakyat Palestina. Genosida yang terjadi di kegelapan dan pemadaman total terhadap Internet serta komunikasi.

Penjajah Israel melakukan pembantaian berdarah dan pemboman ini semua tanpa henti di darat, laut, dan udara di seluruh wilayah Jalur Gaza. Israel menempatkan pemukim Yahudi bersenjata dan diberikan kebebasan untuk meneror orang Palestina. Sehingga Palestina menjadi punya banyak masalah akibat dari blockade jalan, seperti pengangguran dan kemiskinan yang tinggi, mereka juga tidak bisa membawa korban ke rumah sakit. Bahkan Gaza disebut sebagai ‘open air prison’.

Penjajah zionis Israel tidak hanya mengincar anak-anak dan Perempuan tetapi mereka juga sengaja mengincar jurnalis untuk di bunuh secara massal, agar kejahatan yang mereka lakukan tidak terexpose keluar. Belum lama ini Jurnalis Aljazeera Wael Dahdouh juga dibunuh karena ia memberitakan secara live di TV tentang pengeboman Israel di Gaza, sebelumnya ia juga menerima kabar bahwa istri & anak-anaknya gugur dibunuh Israel dalam serangan bom. Kejadian ini tak lama setelah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat meminta Qatar menyensor Aljazeera agar tak lagi memberitakan pembantaian Israel.

Salah satu poin penting terkait pentingnya kita menyebarkan informasi Penjajahan dan Penyerangan Israel ke Palestina ini dengan menukil bagian dalam QS. Al-Isra ayat 7 : Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri. Apabila datang saat hukuman (kejahatan) yang kedua, (Kami bangkitkan musuhmu) untuk menyuramkan wajahmu lalu mereka masuk ke dalam masjid (Masjidil Aqsa), sebagaimana ketika mereka memasukinya pertama kali dan mereka membinasakan apa saja yang mereka kuasai.

Adalah agar masyarakat dunia menjadi tahu betapa buruknya wajah mereka dan betapa mereka seringkali berbohong terhadap kejahatan yang mereka lakukan, sehingga semakin kesini semakin banyak yang tersadarkan dan berbalik pihak menjadi bagian yang mengutuk serta mengecam tindak kejahatan mereka. Kini mata dunia semakin terbuka dan semakin paham bahwa Israel adalah rezim penjajah dan bangsa Palestina adalah korban penjajahan penindasan Israel. Ini situasi yang belum pernah terjadi, karena sebelum ini narasi media global selalu mencitrakan Israel sebagai “korban”. Kekejaman Israel sudah terlalu melampaui batas hingga kini tumpah ruah masa terus melakukan aksi bela Palestina.

Semoga Allah memberikan kekuatan dan memberikan Pertolongan untuk Palestina.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *